Sejarah
Krueng Aceh, Sungai Sejuta Manfaat dari Hulu Hingga ke Hilir
Kondisi ini sangat didukung karena suasana sungai masih asri, di pinggiran sungai masih ada tanah lapang selebar 5-10 meter yang ditumbuhi pepohonan.
Penulis: Hendri Abik | Editor: Zainal M Noor
SERAMBIWIKI.COM, BANDA ACEH - Krueng Aceh adalah salah satu sungai terbesar di Aceh.
Sungai itu memiliki panjang 145 kilometer, mengalir dari hulu di Cot Seukek, Aceh Besar hingga hilir di dermaga Nelayan Lampulo, Banda Aceh.
Di bagian hulu, keasrian lingkungan sungai ini masih terjaga hingga sekarang.
Terlihat jelas jika musim kemarau, air sungai nampak bersih dengan warna hijau kebiruan.
Tidak hanya itu, ikan pun masih banyak terdapat di dalam alirannya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan setiap hari para pemancing berdatangan untuk mencari ikan, terutama di hulu sungai.

• Mie Leupung, Bertabur Bawang Goreng dan Daging
Di beberapa lokasi, pinggiran Krueng Aceh dijadikan lokasi rekreasi oleh warga.
Jika di hulu, rekreasinya adalah memancing atau mandi sambil piknik, maka di bagian hilir, rekreasinya di cafe-cafe atau taman yang banyak didirikan di tepi sungai.
Cafe dan taman yang indah di tepi Krueng Aceh, banyak tersebar di kawasan pinggiran Aceh Besar dan Banda Aceh.
Kondisi ini sangat didukung karena suasana sungai masih asri, di pinggiran sungai masih ada tanah lapang selebar 5-10 meter yang ditumbuhi pepohonan rimbun.
Krueng Aceh selain dimanfaatkan untuk berkreasi dan memancing ikan, banyak juga warga memanfaatkan aliran sungai itu untuk mandi dan mencuci pakaian.

Para petani di Aceh juga memanfaatkan aliran sungai Krueng Aceh untuk lahan persawahan.
Dua perusahaan air minum (PDAM) di Aceh Besar dan Banda Aceh, yakni Tirta Montala dan Tirta Daroy menjadikan air sungai itu sebagai sumber air baku bagi warga kota.
Di muaranya, Krueng Aceh menjadi tempat kapal-kapal nelayan bersandar.
• Tapak Tuan Tapa di Aceh Selatan, Legenda Petapa Sakti Bertubuh Raksasa dan Dua Naga dari Tiongkok

Berdasarkan cacatan sejarah, aktivitas kehidupan masyarakat di muara sungai tersebut telah berlangsung lama.
Tercatat Gampong Pande di sisi barat muara sungai itu dibangun Sultan Alaidin Johansyah pada 22 April 1205.
Permukiman ini diyakini menjadi cikal bakal Kerajaan Aceh Darussalam dan Banda Aceh sekarang.
• Krueng Daroy, Sungai Bersejarah Menyimpan Memori Kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam
Sejarah
Tidak hanya sekarang, berdasarkan cacatan sejarah yang terhimpun, keberadaan Krueng Aceh pada zaman Kesultanan Aceh Darussalam pun, memiliki nilai yang sangat strategis dalam menumbuh kembangkan kota Bandar Aceh, sebagai ibukota Kesultanan Aceh Darussalam yang kosmopolit.
Halaman selanjutnya
Sumber: Serambi Indonesia
Dayah Budi Mesja Lamno Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh 26 Desember 2004 |
![]() |
---|
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Diselenggarakan Sejak 1958, Dipusatkan di Banda Aceh |
![]() |
---|
Chairul Bahri, Pelukis Berdarah Gayo Sosok Perancang Pancacita Lambang Pemerintah Aceh |
![]() |
---|
Lirik Lagu Himne USK Ternyata Puisi WS Rendra Berjudul Universitas Syiah Kuala Guru Kami |
![]() |
---|
Rumah Gadang Bukti Sejarah Berdirinya Singkil Baru |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!