Budaya atau Tradisi
Dari Samadiyah Hingga 100 Hari, Ini Rangkaian Kenduri dan Doa untuk Almarhum dalam Tradisi Aceh
Kenduri dengan doa bersama serta yasinan merupakan salah satu acara yang masih digelar ditengah masyarakat Aceh setelah kematian di rumah duka.
Penulis: Hendri Abik | Editor: Zainal M Noor
SERAMBIWIKI.COM, ACEH - Setiap daerah di dunia memiliki tradisi tersendiri untuk menghibur keluarga yang sedang berduka.
Di Aceh, tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini dilaksanakan dengan cara berdoa dan membaca yasin, disertai kenduri atau makan bersama.
Biasanya, doa di rumah orang yang meninggal dunia, dimulai pada malam pertama hingga tiga malam berturut-turut.
Di beberapa daerah, doa untuk almarhum ini tidak dilaksanakan di rumah, melainkan di masjid atau meunasah (surau).
Selain Samadiyah selama tiga hari berturut-turut, doa disertai yasinan dan kenduri biasanya juga dilaksanakan pada hari ketujuh, 40, serta 100 hari setelah kematian.
Khusus untuk para ulama dan tokoh panutan, biasanya juga dilaksanakan haul atau peringatan kematian yang dilakukan setahun sekali.
Berikut rangkaian kenduri kematian yang SerambiWIKI.COM himpur berdasarkan kegiatan yang dilakukan secara turun temurun di sejumlah kabupaten dan kota di Aceh.
Baca juga: Khanduri Blang atau Kenduri Sawah, Tradisi Petani di Aceh Mendoakan Tanaman Padi Bebas dari Hama
Baca juga: Makanan Khas Aceh yang Tersaji Saat Maulid Nabi
Samadiyah
Samadiyah, dalam bentuk tahlil dan wirid, untuk mendoakan almarhum, berlangsung dari hari pertama hingga ketiga.
Di beberapa daerah Samadiyah berlangsung hingga hari keenam.
Samadiyah ini dilaksanakan oleh para ahli waris yang ditinggalkan, warga sekitar, dan juga keluarga dan kerabat yang datang dari kampung lain.
Samadiyah berlangsung di rumah almarhum dan di meunasah atau masjid.
Samadiyah merupakan tradisi adat dan budaya Aceh untuk berdoa secara bersama-sama untuk menghormati orang yang baru meninggal dunia.
Mereka akan datang ke rumah keluarga untuk menghibur dan berdoa bersama dengan pembacaan zikir dan surat Yasin.
Baca juga: Jelang MTQ Nasional Ke-28 Tahun 2020, Ini Daftar Nama Putra Putri Aceh Pengukir Prestasi Sejak 1981
Seunudjoh
Seunudjoh merupakan penutup dari rangkaian acara samadiyah yang berlangsung selama 6 hari.
Seuneudjoh atau peringatan tujuh hari setelah kematian ini disertai dengan wirid, tahlil, dan doa bersama, serta kenduri.
Tujuan dari acara ini juga untuk mendoakan para almarhum yang telah meninggal dunia.
Di lain sisi, juga memberi rasa kepedulian sanak famili dan warga sekitar untuk menemani rasa kehilangan pihak keluarga almarhum yang telah ditinggalkan.
Acara hari Seunudjoh (hari ke Tujuh) ini, berbeda berbeda dengan hari ke satu hingga ke enam.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!