SERAMBIWIKI.COM, BANDA ACEH - Kompleks makam dan Benteng Kerajaan Trumon berlokasi di Desa Keude Trumon, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan.
Bangunan bersejarah ini masih dibiarkan seperti adanya.
Benteng Kuta Batee ini, merupakan salah satu situs peninggalan Kerajaan Trumon yang berkuasa di wilayah Aceh Selatan selama lebih dari 60 tahun, yaitu dari tahun 1780 sampai 1842
Benteng Kuta Batee ini dibangun ketika Kerajaan Trumon dipimpin oleh Teuku Raja Fansuri Alamsyah atau juga dikenal dengan sebutan Teuku Raja Batak.
Kompleks ini terdiri atas bangunan utama, sejumlah meriam, serta sumur.
Terdapat sebuah bunker yang diyakini sebagai tempat penyimpanan barang berharga pada masa lalu.
Di sisi lainnya juga terdapat area perkuburan keluarga raja Trumon.
Menurut sejarah, Kerajaan Trumon merupakan bagian dari kehulubalangan kesultanan Aceh yang berada di bawah perintah Teuku Raja Fansuri Alamsyah.
Di masanya, Teuku Raja Fansuri Alamsyah juga dikenal dengan sebutan Teuku Raja Batak yang merupakan raja ketiga saat menggantikan ayahnya Teuku Raja Bujang.
Baca juga: Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby, Pemimpin Dayah Darul Ulumuddiniyah Aceh Barat Daya
Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Aneuk Yatim dan Ya Rabbana, Viral Saat Tsunami Aceh 16 Tahun Lalu
Dikutip dari berbagai sumber, Kerajaan Trumon didirikan oleh seorang saudagar sekaligus pemuka agama (labai) berasal dari XXV Mukim Aceh Besar dalam abad ke-18.
Ia tidak lain adalah Labai Daffa (Labai Dafna-sebutan Belanda) yang nama aslinya adalah Teuku Djakfar.
Sebelum mendirikan Kerajaan Trumon dan Singkil, Teuku Djakfar sempat belajar agama Islam di Ujung Serangga, (kini masuk wilayah Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya).
Di sinilah ia meraih gelar labai atau teungku, panggilan ulama dalam masyarakat Aceh.
Kenegerian Trumon merupakan bagian dari salah satu kehulubalangan Kesultanan Aceh di daerah yang sekarang disebut Aceh Selatan.
Dan bangunan benteng Kuta Batee dibangun ketika Kerajaan Trumon dipimpin atau di bawah pemerintahan Teuku Raja Fansuri Alamsyah yang juga dikenal dengan sebutan Teuku Raja Batak.
Baca juga: Mengenal Kuala Batee di Aceh Barat Daya yang pernah Buat Geger Amerika
Dalam masa ini pula, Trumon meraih kejayaannya hingga berhasil mencetak mata uang sendiri sebagai alat tukar yang sah.
Teuku Raja Batak ini merupakan raja ketiga, menggantikan ayahnya bernama Teuku Raja Bujang yang sebelumnya menerima tahta dari kakeknya (ayah Raja Bujang) yaitu Teuku Djakfar selaku pendiri Kerajaan Trumon dan Kerajaan Singkil.
Fungsi Benteng
Bagunan tersebut, selain berfungsi sebagai benteng pertahanan ketika diserang musuh (penjajah), benteng ini juga digunakan sebagai kantor pusat pengendalikan pemerintahan oleh raja.
Di dalamnya juga terdapat istana raja dan sebuah gudang tempat menyimpan barang-barang penting milik kerajaan.
Luas bangunannya sekitar 60 x 60 meter dengan tinggi sekira empat meter.
Sedangkan tebal dindingnya mencapai satu meter dengan tiga lapisan.
Dinding bagian luar terbuat dari batu bata, kemudian pasir setebal tiga puluh sentimeter dan dinding bagian dalam terbuat dari batu bata tanah liat.
Heboh Bendera Diduga Milik Kerajaan Aceh di Trumon, Netizen: Itu Bendera Trumon
Ini Peran Kerajaan Trumon Pada Masa Kerajaan Aceh
Di sekeliling benteng terdapat balai sidang.
Balai ini biasanya digunakan untuk kegiatan rapat atau sidang-sidang adat kerajaan yang dipimpin langsung oleh raja.
Selain itu juga terdapat rumah sula (penjara).
Sula adalah besi-besi yang diruncingkan dan terpancang di tanah sebagai tempat hukuman mati bagi penjahat yang divonis hukuman mati. (Serambiwiki/Hendri)
Halaman selanjutnya