Tradisi Aceh
Mengenal Tradisi Malam Boh Gaca Pada Acara Pernikahan di Aceh
Setiap calon pengantin wanita di Aceh yang mau memberlangsungkan acara pernikahan memiliki tradisi Boh Gaca (ukiran Inai).
SERAMBIWIKI.COM, BANDA ACEH – Setiap calon pengantin wanita di Aceh yang mau melangsungkan acara pernikahan memiliki tradisi Boh Gaca (ukiran inai).
Inai diukir pada jari tangan dan kaki dengan motif ukiran khas yang berbeda, sesuai asal daerah masing-masing.
Berdasarkan informasi yang terhimpun dari sejumlah sumber, tradisi boh gaca dilakukan oleh masyarakat di Aceh bertujuan untuk memberi kekhasan dan menambah pesona kepada setiap pengantin wanita yang melangskungkan perkawinan.
Tradisi ukiran inai ini sudah berlangsung turun temurun.
Motifnya inai yang diukir, seperti motif pintu Aceh, cincin Nabi Sulaiman, bungong awan sion, bungong awan meucanek dan banyak lagi.
Masing-masing motif itu memiliki nilai filosofi tersendiri.
Acara boh kaca pengantin ini biasa disebut dengan malam boh gaca.

Menurut sejumlah tokoh masyarakat Aceh, berinai pada pesta dilakukan masyarakat Aceh pada zaman dahulu karena pengaruh budaya luar seperti budaya orang hindia dan arab ujarnya, dan tidak ada doa atau makna apapun bagi masyarakat Aceh.
Bahannya terbuat dari bahan alami dan mudah didapatkan yaitu daun pacar (oen gaca).
Daun pacar itu sangat banyak khasiatnya jika menggunakannya, tidak merusak kulit bagus untuk digunakan setiap hari.